Minggu, 20 November 2011
True Story : Suamiku Mendadak Terkena Stroke
Suami saya seorang sales textile, berdomisili di Bandung dan sering bolak-balik Jakarta untuk visit customer di Tanah Abang. Setiap kali ditawari asuransi dia selalu menolak karena tidak mengerti apa fungsinya. Hingga akhirnya teman-teman sesama pedagang membuka pikiran suami saya, dengan mengatakan bahwa jaman sekarang ini adalah keharusan untuk punya asuransi. Barulah pada tahun 2007 suami saya memutuskan untuk menutup polis, namun karena kurang pemahaman kami akan asuransi, kami malah mengambil asuransi pendidikan untuk anak kami.
Tak lama kemudian,di tahun 2008, bertemulah kami dengan teman yang pernah sekantor dengan kami dan sekarang sudah menjadi seorang financial consultant di Allianz. Saat beliau menawarkan produk Allianz ke kami, suami saya mengatakan bahwa kami sudah punya polis asuransi. Hingga agen tersebut bertanya, apakah kami tahu persis apa yang kami ambil?Saya sungguh bersyukur bahwa teman kami itu tidak langsung give up dalam menjelaskan seperti apakah proteksi asuransi yang ideal itu. Akhirnya kami mengambil lagi polis dengan benefit dan tertanggung yang tepat, yaitu suami saya sebagai pencari nafkah.
6 bulan kemudian, terjadilah sesuatu yang sungguh tak pernah terbayang bisa terjadi pada keluarga saya. Saat itu hari sabtu, seperti biasa suami bermain dengan anak kami yang baru berusia 1 tahun. Kemudian dia beristirahat siang. Saat bangun tidur, suami merasa penglihatannya tidak jelas dan kabur. Saya berencana untuk membawanya ke klinik mata di Cicendo. Namun saat saya melihat, suami saya matanya yang 1 sudah membesar dan yang 1 seperti tertarik ke bawah. Saya sangat shock waktu itu dan dengan tidak membuang waktu lagi saya langsung membawa suami ke RS. Boromeus. Sepanjang perjalanan suami saya sudah tidak sadar. Di RS dia langsung menjalani CT Scan dan segala pemeriksaan dan hasilnya adalah dia adanya penyumbatan pada batang otak atau stroke. Dokter berkata, masa kritisnya adalah 7 hari, untuk melihat akan bisa pulih atau tidak. Saya sangat terpukul saat itu, kekalutan karena kejadian yang begitu mendadak dan tanpa tanda-tanda. Juga ditambah kami masih punya anak yang masih kecil bagaimanakah kehidupan kami setelah ini. Saya yang tadinya bekerja memutuskan untuk resign karena saya harus fokus dalam mengurus suami dan anak saya. Saya tidak tahu bagaimana untuk income ke depannya.
Di masa kalut seperti ini, saya ingat saya masih ada harapan karena saya punya polis Allianz. Setelah menilai semua dokumen klaim dan ketentuan di polisnya, karena usia polis baru berusia 6 bulan, maka rawat inap tidak diganti. Namun , karena sudah melewati masa tunggu 90 hari, maka Benefit Sakit Kritis dibayarkan oleh Allianz sebesar 500 juta dan juga fasilitas auto save, yaitu tidak perlu lagi membayar premi karena Allianz yang secara otomatis akan membayarkan untuk polis suami dan anak saya. Anak saya bisa tetap sekolah dan dengan 500 juta, kami bisa memilih dokter yang bagus dan ada uang untuk membayar kebutuhan sehari-hari kami.
Saat ini kondisi suami sudah semakin membaik dan syukurlah dia tidak lumpuh. Itu karena penanganan yang sangat cepat. Hanya mata kiri yang tidak bisa bergerak karena bola matanya ke samping. Satu lagi, karena masuk dalam ketentuan cacat tetap total, yaitu lumpuh kedua anggota tubuh selama 6 bln, maka klaim Total Permanent Dissability dari polis suami sebesar 500 juta juga keluar. Saat ini kami baru sadar pentingnya asuransi. Sungguh tak terbayangkan kalau dulu kami memutuskan untuk tidak mengambil proteksi ini, kami sungguh tidak tahu bagaimana keuangan kami bisa terbantu karena biaya pengobatan yang sangat mahal dan juga biaya hidup yang tinggi di jaman sekarang ini. Hal ini yangmembuat saya sekarang giat menceritakan ini kepada orang-orang di sekitar saya, karena saat kalau bukan kita yang peduli dengan keluarga kita, siapa lagi?
True Story : Klaim Kanker Hati
Pada bulan Okt 2010, Allianz kembali membayarkan klaim seorang nasabah, Bpk Ton (38 th) dikarenakan beliau terkena penyakit kanker hati. Bpk Ton sendiri sebenarnya baru menjadi nasabah selama 5 bulan saat beliau terdiagnosa penyakit ini. Beberapa bulan sblm Bpk Ton mengetahui mengidap kanker, beliau sering merasa kelelahan. Semakin berjalannya waktu, kelelahan yang dirasa tidak berkurang sehingga ia memeriksakan diri ke rumah sakit di Malaysia pada bulan Feb 2010.
Dari sanalah diketahui, penyebab keluhan Bpk Ton selama ini, yaitu adanya gumpalan daging dalam hatinya. Setelah pemeriksaan lebih lanjut, diketahui bahwa gumpalan tersebut adalah kanker hati dan disarankan untuk melakukan operasi. Setelah menjalani operasi di bulan Maret, dimana menghabiskan total sekitar Rp 120 juta, kondisi Bpk Ton sudah berangsur membaik, hanya belum bisa bekerja keras seperti sebelumnya.
Bpk Ton sangat bersyukur telah mempercayakan proteksi untuk keuangannya dengan Allianz dan dengan agennya yang sangat membantu dan dan tanggap atas pengurusan klaim. Adapun agennya adalah Bpk Indra yaitu bisnis partner saya dan Richard, suami saya untuk BUSS Batam. Bpk Indra bahkan membantu menguruskan klaim asuransi Bpk Ton di perusahaan lain dikarenakan agennya tidak mau membantu pengurusan klaim ini (so proud of you Indra! ).
Klaim disubmit ke Allianz pada bulan Mei 2010 dan karena usia polis yang belum 2 tahun, maka pihak Allianz harus melakukan investigasi secara detail sehingga memerlukan waktu hingga akhirnya klaim dibayar pada bulan Oktober 2010. Namun untuk benefit Spouse Payor Benefit, dimana pada polis istri, Bpk Ton menjadi tertanggung tambahan, benefit ini tidak bisa dibayarkan Allianz, karena Bpk Ton membeli polis untuk istrinyahanya 2 bulan sebelum beliau terdiagnosa sakit! Sementara persyaratan untuk klaim sakit kritis adalah 90 hari keatas alias setelah 3 bulan baru bisa mengajukan klaim. Jika Bpk Ton lebih cepat memutuskan untuk mengambil polis untuk sang istri, maka polis istrinya pun akan bebas premi.
Walaupun uang yang diterima lebih besar daripada yang dikeluarkansewaktu operasi, namun karena pasca operasi tetap harus menghabiskan beberapa ribu ringgit untuk konsultasi ke dokter dan membeli obat-obatdari dokter, uang ini pun semakin berkurang. Ditambah lagi biaya akomodasi ke Malaysia Bpk Ton dan keluarga yang menemani. Jika Bpk Ton hanya memiliki 1 polis saja, yang mana polis pertama hanya mengcover sebesar Rp 30 juta, atau hanya memiliki asuransi kesehatandimana hanya jika opname baru bisa diganti, maka Bpk Ton tidak akan bisa seleluasa ini untuk berobat hingga tuntas. Karena pada kenyataannya, operasi dan pasca operasi, biayanya sama tingginya dan dengan beliau tidak bisa bekerja lagi, tentunya ada tunggakan biaya hidup yang tidak bisa diganti oleh asuransi manapun.
Syukurnya dengan beliau bergabung di Allianz, dengan uang dari klaim sakit kritis yang tersisa, Bpk Ton bisa memiliki modal untuk membuka tokountuk sekedar menambah penghasilan. Ini dikarenakan klaim sakit kritis di Allianz itu tidak melihat biaya yang tertera di kwitansi melainkan yang tertulis di dalam polis. Tentunya hal ini sangat membantu karena klien seakan-akan memiliki dana siap pakai jika memerlukan dana dalam masa penyembuhannya.
Di Allianz, Bayar Rp25 Ribu per Hari Dapat Rp1 M
BANDARLAMPUNG - PTAllianz Life Indonesia (ALI) berinovasi terhadap produknya. Channel distribusi ALI berubah dariAllianz Agency menjadiAllianz Star Network. Perubahan ini memberikan dampak terhadap strategi marketing.
Saat ini ALI fokus pada 49 penyakit kritis. Kemudian salah satu produk unggulan yang mampu memberikan uang pertanggungan besar dengan premi ekonomis yakni Smart Link New Flexy Account dan Allisya Protection. Dengan produk ini, nasabah cukup membayar Rp25 ribu per hari atau Rp10 juta per tahun. Maka pada bulan ke-4 sudah tersedia dana Rp1 miliar.
Business Director ALI Yanto Syahrial menjelaskan, dana tersebut terbagi menjadi dua. yakni Rp500 juta pertanggungan dasar dan Rp500 juta untuk pertanggungan penyakit kritis.
’’Dapat dibayangkan jika menabung secara konvensional Rp25 ribu per hari atau Rp10 juta per tahun berarti kita memerlukan waktu 100 tahun untuk mengumpulkan dana Rp1 miliar,’’ katanya.
Contoh di atas, ia menuturkan, berlaku untuk usia maksimal 35 tahun. Batas usia masuk asuransi untuk mendapatkan fasilitas penyakit kritis adalah 65 tahun.
Beberapa waktu lalu, ALI telah mengeluarkan klaim untuk produk ini. Yakni kepada ahli waris almarhumah Puji Rahayu di Pasar Baradatu, Waykanan. Klaim meninggal dunia yang diserahkan sebesar Rp100.880.098
Ia mengatakan, persetujuan klaim ini memerlukan waktu yang cukup lama, sebab nasabah meninggal dunia saat polis baru berumur 10 bulan. ’’Sehingga pihak kami memerlukan waktu untuk investigasi. Hasilnya ternyata tidak ditemukan kejanggalan-kejanggalan sehingga klaim ini baru dapat disetujui 20 April 2011,’’ paparnya.
Proses pengajuan klaim ini terus dikomunikasikan kepada pihak ahli waris, Suryadi dan Yeni Palupi, suami dan anak almarhumah. ’’Jika polis sudah berumur dua tahun, proses klaim tidak perlu melakukan investigasi yang memakan proses hingga 14 hari kerja,’’ terang Yanto di kantornya.
Ia menambahkan, berasuransi cukup penting. Sebab, manusia tidak bisa mengetahui kapan penyakit kritis akan datang dan kita juga tidak bisa memilih jenis penyakit apa yang akan menghampiri. Apalagi, saat ini biaya pengobatan penyakit kritis seperti jantung, kanker, dan stroke memerlukan biaya sangat besar. Kemudian juga bisa membuat perencanaan keuangan menjadi berantakan bahkan harus menjual harta benda paling berharga.
’’Oleh sebab itu, sejak saat ini mulailah untuk berasuransi,’’ ajaknya. (eka/c3/wan)
Sumber : Radar Lampung
Allianz Menyerahkan Klaim Rp.525 Juta kepada Nasabah
Juni 2009, Lagi-lagi Allianz menyatakan komitmennya yang besar kepada nasabah, dengan memberikan unag Klaim kepada Nasabah, Yaitu Dr I Wayan Murna, Sp.Rad.
Nasabah bergabung dengan Allianz sejak bulan Oktober 2006, Pada bulan Mei 2009 Nasabah mendapatkan serangan Jantung dan harus dioperasi dengan memasang Ring 3 buah. Biaya operasi tersebut sangat mahal.
Serangan Jantung termasuk salah satu dari 49 penyakit kritis yang ditanggung oleh Allianz, oleh karenanya, Nasabah berhak mengajukan klaim sesuai dengan pertanggungan yang tertera di Polis, Yaitu Rp.525 juta rupiah. Untuk selanjutnya Nasabah di bebaskan dari kewajibannya membayar premi dari 17 juli 2009 s/d 17 September 2028. Premi tersebut akan dibayarkan oleh Allianz.
Karena Nasabah mempunyai 5 Polis (untuk nasabah, istri, dan anak), maka semua polis yang dimiliki nasabah juga dibebaskan dari pembayaran premi hingga 17 September 2028, dan Allianz yang akan membayarkan premi tersebut.
Nasabah bergabung dengan Allianz sejak bulan Oktober 2006, Pada bulan Mei 2009 Nasabah mendapatkan serangan Jantung dan harus dioperasi dengan memasang Ring 3 buah. Biaya operasi tersebut sangat mahal.
Serangan Jantung termasuk salah satu dari 49 penyakit kritis yang ditanggung oleh Allianz, oleh karenanya, Nasabah berhak mengajukan klaim sesuai dengan pertanggungan yang tertera di Polis, Yaitu Rp.525 juta rupiah. Untuk selanjutnya Nasabah di bebaskan dari kewajibannya membayar premi dari 17 juli 2009 s/d 17 September 2028. Premi tersebut akan dibayarkan oleh Allianz.
Karena Nasabah mempunyai 5 Polis (untuk nasabah, istri, dan anak), maka semua polis yang dimiliki nasabah juga dibebaskan dari pembayaran premi hingga 17 September 2028, dan Allianz yang akan membayarkan premi tersebut.
Mitos Seputar Asuransi Jiwa
Kesadaran masyarakat untuk membeli produk asuransi sering disebut masih rendah. Hal ini sebagian disebabkan adanya dugaan-dugaan mengenai kerugian atau ketidakleluasaan yang akan diperoleh jika Anda membeli produk asuransi. Benarkah demikian?
Inilah yang perlu diluruskan. Asuransi jiwa adalah bagian penting dari perencanaan keuangan. Tetapi, salah pengertian mengenai asuransi jiwa bisa mencegah orang untuk mendapatkan manfaatnya. Kelak, ketika terjadi masalah, ia baru sadar seharusnya sudah sejak lama membeli asuransi. Agar Anda tidak termakan gosip atau omongan orang mengenai asuransi jiwa (yang belum tentu benar), sebaiknya Anda kenali dulu mitos-mitos seputar asuransi jiwa yang paling populer.
1. Orang yang masih muda dan lajang tidak membutuhkan asuransi
Adakah orang yang mengalami kerugian ketika kita meninggal dunia? Bagaimanapun juga, meskipun kita tidak bergantung pada orang lain, kita tetap akan meninggalkan utang kartu kredit, cicilan rumah, pinjaman tunai, hingga biaya pemakaman. Kebijakan asuransi jiwa umumnya akan menutup biaya-biaya ini. Semakin cepat, atau semakin muda Anda membeli asuransi, Anda bisa mendapatkan premi yang lebih rendah. Asuransi juga akan menjamin biaya-biaya yang Anda keluarkan bila Anda mengalami masalah kesehatan kelak.
2. Hanya orang yang sudah mempunyai anak yang butuh asuransi
Menurut Michael Bonevento, senior financial advisor di Ameriprise Financial Services, Inc., mereka yang menikah dan menikah dengan anak, atau menikah dengan anak berkebutuhan khusus, mungkin punya kewajiban membeli asuransi. Meskipun begitu, ada banyak contoh dimana para lajang juga memiliki asuransi. Ketika si lajang datang dari keluarga yang kurang berada, ia bisa meninggalkan klaim asuransi untuk keluarganya bila terjadi masalah padanya. Jadi, ia mengambil asuransi untuk memastikan keluarganya tidak mengalami masalah keuangan saat ia sudah tak ada.
3. Jika perusahaan sudah memberikan asuransi, untuk apa lagi membeli asuransi?
Banyak perusahaan yang menyediakan asuransi jiwa atau asuransi kesehatan untuk karyawannya, yang nilainya mungkin setara dengan gaji Anda setahun. Hal ini mungkin saja merupakan benefit bagi Anda, tetapi bagaimana jika Anda tak bekerja lagi di perusahaan tersebut? Bukankah Anda tak bisa meramal kapan Anda akan mengalami risiko-risiko yang mungkin terjadi? Bagaimana jika mendadak Anda harus dirawat di rumah sakit? Mungkin akan terlambat jika Anda baru membeli asuransi ketika sudah membutuhkannya untuk mengantisipasi kerugian uang yang mungkin muncul akibat risiko itu.
4. Asuransi jiwa umumnya terlalu mahal
Saat akan membeli asuransi, Anda akan diberi pilihan untuk biaya premi yang sesuai dengan kemampuan Anda. Premi yang dipilih orang yang masih muda tentu akan lebih rendah daripada orang yang sudah mapan. Selain itu, selain dibayar tahunan, ada pula premi yang bisa dibayar bulanan. Nilai premi ini bisa Anda tingkatkan ketika kondisi keuangan Anda semakin baik.
5. Semua kebijakan asuransi sama
Namanya juga produk atau barang dagangan. Masing-masing pasti punya kelebihan dan kekurangan, yang diwujudkan dalam bentuk kebijakan. Kebijakan tersebut mungkin menggunakan istilah yang sama, namun substansi mengenai apa yang di-cover bisa berbeda. Jadi saat Anda membeli produk asuransi, jangan sekadar mempertimbangkan harganya saja. Bacalah baik-baik kebijakan yang diberikan agar Anda tidak merasa ditipu belakangan.
6. Ibu rumah tangga tidak perlu membeli asuransi
Anda mungkin tidak memiliki penghasilan, tetapi Anda tentu tetap harus menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh keluarga. Misalnya, kesehatan anak, kebutuhan sandang-pangan, perawatan rumah, dan lain sebagainya. Bila suami mendadak meninggal dunia, atau tak mampu bekerja lagi, kebutuhan-kebutuhan tersebut tentu harus Anda penuhi sendiri. Nah, asuransi jiwa dapat menjamin keamanan Anda saat pasangan tidak lagi hadir untuk memenuhi kebutuhan Anda.
7. Membeli asuransi itu rumit
Memang dibutuhkan waktu untuk memproses pembelian asuransi Anda, termasuk persetujuan permintaan asuransi yang Anda ajukan. Namun saat ini financial planner alias agen asuransi sudah menerapkan jemput bola. Artinya, merekalah yang mendatangi Anda dan mengurus segala sesuatunya. Bila kurang jelas dengan hak-hak dan kewajiban Anda, Anda juga bisa mengaksesnya sendiri di website-nya. Anda juga bisa membandingkan sendiri dengan produk asuransi lainnya. Jika masih kurang jelas, Anda bisa menjadwalkan pertemuan lagi dengan agen Anda.
Inilah yang perlu diluruskan. Asuransi jiwa adalah bagian penting dari perencanaan keuangan. Tetapi, salah pengertian mengenai asuransi jiwa bisa mencegah orang untuk mendapatkan manfaatnya. Kelak, ketika terjadi masalah, ia baru sadar seharusnya sudah sejak lama membeli asuransi. Agar Anda tidak termakan gosip atau omongan orang mengenai asuransi jiwa (yang belum tentu benar), sebaiknya Anda kenali dulu mitos-mitos seputar asuransi jiwa yang paling populer.
1. Orang yang masih muda dan lajang tidak membutuhkan asuransi
Adakah orang yang mengalami kerugian ketika kita meninggal dunia? Bagaimanapun juga, meskipun kita tidak bergantung pada orang lain, kita tetap akan meninggalkan utang kartu kredit, cicilan rumah, pinjaman tunai, hingga biaya pemakaman. Kebijakan asuransi jiwa umumnya akan menutup biaya-biaya ini. Semakin cepat, atau semakin muda Anda membeli asuransi, Anda bisa mendapatkan premi yang lebih rendah. Asuransi juga akan menjamin biaya-biaya yang Anda keluarkan bila Anda mengalami masalah kesehatan kelak.
2. Hanya orang yang sudah mempunyai anak yang butuh asuransi
Menurut Michael Bonevento, senior financial advisor di Ameriprise Financial Services, Inc., mereka yang menikah dan menikah dengan anak, atau menikah dengan anak berkebutuhan khusus, mungkin punya kewajiban membeli asuransi. Meskipun begitu, ada banyak contoh dimana para lajang juga memiliki asuransi. Ketika si lajang datang dari keluarga yang kurang berada, ia bisa meninggalkan klaim asuransi untuk keluarganya bila terjadi masalah padanya. Jadi, ia mengambil asuransi untuk memastikan keluarganya tidak mengalami masalah keuangan saat ia sudah tak ada.
3. Jika perusahaan sudah memberikan asuransi, untuk apa lagi membeli asuransi?
Banyak perusahaan yang menyediakan asuransi jiwa atau asuransi kesehatan untuk karyawannya, yang nilainya mungkin setara dengan gaji Anda setahun. Hal ini mungkin saja merupakan benefit bagi Anda, tetapi bagaimana jika Anda tak bekerja lagi di perusahaan tersebut? Bukankah Anda tak bisa meramal kapan Anda akan mengalami risiko-risiko yang mungkin terjadi? Bagaimana jika mendadak Anda harus dirawat di rumah sakit? Mungkin akan terlambat jika Anda baru membeli asuransi ketika sudah membutuhkannya untuk mengantisipasi kerugian uang yang mungkin muncul akibat risiko itu.
4. Asuransi jiwa umumnya terlalu mahal
Saat akan membeli asuransi, Anda akan diberi pilihan untuk biaya premi yang sesuai dengan kemampuan Anda. Premi yang dipilih orang yang masih muda tentu akan lebih rendah daripada orang yang sudah mapan. Selain itu, selain dibayar tahunan, ada pula premi yang bisa dibayar bulanan. Nilai premi ini bisa Anda tingkatkan ketika kondisi keuangan Anda semakin baik.
5. Semua kebijakan asuransi sama
Namanya juga produk atau barang dagangan. Masing-masing pasti punya kelebihan dan kekurangan, yang diwujudkan dalam bentuk kebijakan. Kebijakan tersebut mungkin menggunakan istilah yang sama, namun substansi mengenai apa yang di-cover bisa berbeda. Jadi saat Anda membeli produk asuransi, jangan sekadar mempertimbangkan harganya saja. Bacalah baik-baik kebijakan yang diberikan agar Anda tidak merasa ditipu belakangan.
6. Ibu rumah tangga tidak perlu membeli asuransi
Anda mungkin tidak memiliki penghasilan, tetapi Anda tentu tetap harus menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh keluarga. Misalnya, kesehatan anak, kebutuhan sandang-pangan, perawatan rumah, dan lain sebagainya. Bila suami mendadak meninggal dunia, atau tak mampu bekerja lagi, kebutuhan-kebutuhan tersebut tentu harus Anda penuhi sendiri. Nah, asuransi jiwa dapat menjamin keamanan Anda saat pasangan tidak lagi hadir untuk memenuhi kebutuhan Anda.
7. Membeli asuransi itu rumit
Memang dibutuhkan waktu untuk memproses pembelian asuransi Anda, termasuk persetujuan permintaan asuransi yang Anda ajukan. Namun saat ini financial planner alias agen asuransi sudah menerapkan jemput bola. Artinya, merekalah yang mendatangi Anda dan mengurus segala sesuatunya. Bila kurang jelas dengan hak-hak dan kewajiban Anda, Anda juga bisa mengaksesnya sendiri di website-nya. Anda juga bisa membandingkan sendiri dengan produk asuransi lainnya. Jika masih kurang jelas, Anda bisa menjadwalkan pertemuan lagi dengan agen Anda.
Pentingnya Asuransi Jiwa
"Ketika saya memutuskan untuk meninggalkan aktifitas mengajar dan berpindah ke asuransi saya memberitahukan hal ini pertama kali kepada seorang teman bernama Kusno, manajer penjualan agen kendaraan bermotor.
Saya sampaikan bahwa saya sekarang beralih profesi, dan dia senang mendengarnya. “Akhir-akhir ini saya sedang berpikir untuk membeli asuransi jiwa dan sekarang saya akan membelinya darimu,” kata Kusno.
Kusno menyambut kedatangan saya dengan baik. “Pak, tolong buatkan saya program yang menurutmu diperlukan dan bermanfaat buat saya serta keluargaku.” Saya pun segera menyusun sebuah rencana perlindungan untuk keluarga Kusno.
Setelah saya berikan program tersebut kepadanya dengan pesan agar dia segera menjalankan program ini, maka Kusno berjanji akan segera mempelajari dan memberi kabar secepatnya.
Keesokan harinya, Kusno mengatakan, “Pak, program yang kamu buat cukup bagus dan saya setuju. Tapi saya harus menunggu beberapa saat untuk membelinya. Saya mempunyai beberapa lembar saham. Jika saya mengeluarkannya sekarang, maka saya akan rugi. Saya yakin dalam beberapa saat nilainya akan naik. Dan setelah itu saya akan segera membelinya. Datanglah minggu depan, Pak.”
Hal ini berlangsung selama 6 minggu. Akhirnya hari Kamis saya bertemu dengan Kusno di rumahnya dan dia tersenyum dan berkata, “Pak, nilai saham saya akan naik. Saya akan segera menjualnya beberapa saat lagi. Temui saya hari Senin!”
Dengan perasaan lega, saya kembali ke kantor. Saya merasa telah menjual polis dengan nilai cukup besar.
Hari Senin tiba, saya segera menemuinya. Saya pun tiba di rumahnya, Namun saya sangat kaget, Kusno terlentang di dalam sebuah peti. Dia meninggal !!!
Rupanya hari Jumat, dia bekerja penuh. Sabtu pagi sakit dan instrinya berusaha menghubungi dokter. Ketika dokter tiba di rumahnya, terlambat, keadaan Kusno sudah cukup parah. Terjadi penyempitan dalam paru-parunya. Sabtu pagi itu Kusno meninggal. Melihat Kusno terbaring dalam peti, saya memahami makna dari asuransi. Berulang kali saya mengatakan, saya telah gagal, saya telah gagal, saya telah gagal.
Beberapa minggu setelah pemakaman, janda Kusno mulai menjual rumah yang dia tinggali bersama anak-anaknya. Tanpa penghasilan dari suami, mereka tidak mampu memenuhi segala kebutuhan hidup yang harus ditanggungnya. Dua anak laki-laki dititipkan kepada kakak kandungnya, sedangkan istrinya tinggal di luar kota dengan saudara perempuannya bersama dengan ketiga anak perempuannya.
Tidak ada yang mampu menggantikan asuransi. Karena itulah asuransi bagaikan sebuah obsesi bagi saya. Asuransi bagaikan keyakinan bagi saya. Siapapun yang saya jumpai, pasti akan saya minta untuk memiliki produk yang indah ini. Saya bersyukur kepada Tuhan, karena Dia telah menciptakan saya sebagai seorang Agen Asuransi.
Manfaat asuransi tidak bisa dirasa begitu kita “membeli”nya. Beda dengan makanan, minuman atau rokok sekalipun. Makanan sekali beli, makan, kerasa enaknya…langsung Mak Nyuus. Kalau kita bisa melihat masa depan atau yang akan terjadi, bisa tahu kapan kita masuk rumah sakit, kapan kita kecelakaan dan tahu saat kita akan meninggal, mungkin asuransi tidak dijajakan oleh para agen tetapi dijual bebas di mal-mal dan orang akan berbondong-bondong antri membelinya. “Duh besok gue kayaknya mau opname deh kena demam berdarah 10 hari, anterin gue beli asuransi yuk di Mall sana” atau “Pak Wit, beli asuransi enaknya dimana ya? saya besok mau mati nih, mau kasih warisan buat anak istri ku”. Ingat, Penyesalan selalu datang terlambat.
Prinsip bahwa asuransi adalah pengalihan resiko atas kejadian-kejadian yang berhubungan dengan jiwa kita, belum tertanam kuat. Kita rela bayar Rp 15 ribu rupiah buat parkir mobil berjam-jam di Mangga Dua karena berharap mobil kita aman, berada di lokasi yang kemungkinan kecil dicuri orang dibanding diparkir dekat Kebon Kacang. Rela bayar iuran keamanan kompleks untuk bayar satpam yang bertugas mengamankan rumah kita. Tapi kenapa untuk kesehatan dan jiwa diri sendiri nggak Ya?
Oleh : Wiwit Prayitno, S.Pt, N.Md
Saya sampaikan bahwa saya sekarang beralih profesi, dan dia senang mendengarnya. “Akhir-akhir ini saya sedang berpikir untuk membeli asuransi jiwa dan sekarang saya akan membelinya darimu,” kata Kusno.
Kusno menyambut kedatangan saya dengan baik. “Pak, tolong buatkan saya program yang menurutmu diperlukan dan bermanfaat buat saya serta keluargaku.” Saya pun segera menyusun sebuah rencana perlindungan untuk keluarga Kusno.
Setelah saya berikan program tersebut kepadanya dengan pesan agar dia segera menjalankan program ini, maka Kusno berjanji akan segera mempelajari dan memberi kabar secepatnya.
Keesokan harinya, Kusno mengatakan, “Pak, program yang kamu buat cukup bagus dan saya setuju. Tapi saya harus menunggu beberapa saat untuk membelinya. Saya mempunyai beberapa lembar saham. Jika saya mengeluarkannya sekarang, maka saya akan rugi. Saya yakin dalam beberapa saat nilainya akan naik. Dan setelah itu saya akan segera membelinya. Datanglah minggu depan, Pak.”
Hal ini berlangsung selama 6 minggu. Akhirnya hari Kamis saya bertemu dengan Kusno di rumahnya dan dia tersenyum dan berkata, “Pak, nilai saham saya akan naik. Saya akan segera menjualnya beberapa saat lagi. Temui saya hari Senin!”
Dengan perasaan lega, saya kembali ke kantor. Saya merasa telah menjual polis dengan nilai cukup besar.
Hari Senin tiba, saya segera menemuinya. Saya pun tiba di rumahnya, Namun saya sangat kaget, Kusno terlentang di dalam sebuah peti. Dia meninggal !!!
Rupanya hari Jumat, dia bekerja penuh. Sabtu pagi sakit dan instrinya berusaha menghubungi dokter. Ketika dokter tiba di rumahnya, terlambat, keadaan Kusno sudah cukup parah. Terjadi penyempitan dalam paru-parunya. Sabtu pagi itu Kusno meninggal. Melihat Kusno terbaring dalam peti, saya memahami makna dari asuransi. Berulang kali saya mengatakan, saya telah gagal, saya telah gagal, saya telah gagal.
Beberapa minggu setelah pemakaman, janda Kusno mulai menjual rumah yang dia tinggali bersama anak-anaknya. Tanpa penghasilan dari suami, mereka tidak mampu memenuhi segala kebutuhan hidup yang harus ditanggungnya. Dua anak laki-laki dititipkan kepada kakak kandungnya, sedangkan istrinya tinggal di luar kota dengan saudara perempuannya bersama dengan ketiga anak perempuannya.
Tidak ada yang mampu menggantikan asuransi. Karena itulah asuransi bagaikan sebuah obsesi bagi saya. Asuransi bagaikan keyakinan bagi saya. Siapapun yang saya jumpai, pasti akan saya minta untuk memiliki produk yang indah ini. Saya bersyukur kepada Tuhan, karena Dia telah menciptakan saya sebagai seorang Agen Asuransi.
Manfaat asuransi tidak bisa dirasa begitu kita “membeli”nya. Beda dengan makanan, minuman atau rokok sekalipun. Makanan sekali beli, makan, kerasa enaknya…langsung Mak Nyuus. Kalau kita bisa melihat masa depan atau yang akan terjadi, bisa tahu kapan kita masuk rumah sakit, kapan kita kecelakaan dan tahu saat kita akan meninggal, mungkin asuransi tidak dijajakan oleh para agen tetapi dijual bebas di mal-mal dan orang akan berbondong-bondong antri membelinya. “Duh besok gue kayaknya mau opname deh kena demam berdarah 10 hari, anterin gue beli asuransi yuk di Mall sana” atau “Pak Wit, beli asuransi enaknya dimana ya? saya besok mau mati nih, mau kasih warisan buat anak istri ku”. Ingat, Penyesalan selalu datang terlambat.
Prinsip bahwa asuransi adalah pengalihan resiko atas kejadian-kejadian yang berhubungan dengan jiwa kita, belum tertanam kuat. Kita rela bayar Rp 15 ribu rupiah buat parkir mobil berjam-jam di Mangga Dua karena berharap mobil kita aman, berada di lokasi yang kemungkinan kecil dicuri orang dibanding diparkir dekat Kebon Kacang. Rela bayar iuran keamanan kompleks untuk bayar satpam yang bertugas mengamankan rumah kita. Tapi kenapa untuk kesehatan dan jiwa diri sendiri nggak Ya?
Oleh : Wiwit Prayitno, S.Pt, N.Md
Allianz Serahkan Klaim Asuransi Rp 2,02 Miliar
Tribun Lampung - Senin, 14 November 2011 20:35 WIB
tribun lampung.co.id/martin tobing
Bussiness Director Allianz Ridwan MH, Financial Consultant Allianz LampungYenny PS, Hiu Lan Tjen (istri Kok Kwet Fong), Chief Agency Officer Allianz Indonesia Ginawati Djuandi, dan Head of Agency Region Allianz Diwyarta Laksmana ketika menyerahkan secara simbolis klaim asuransi jiwa senilai Rp 2.025.507.384 di Allianz Tower Building Jakarta beberapa hari lalu.
TRIBUNLAMPUNG.co.id - Allianz Lampung menyerahkan klaim asuransi senilai Rp 2.025.507.384 kepada Kok Kwet Fong (62) beberapa hari lalu. Pria yang tercatat sebagai nasabah Allianz Jalan Pattimura, Bandar Lampung ini menerima klaim karena terdiagnosa terserang penyakit stroke.
Ridwan RH, Bussiness Director Allianz Lampung mengungkapkan, Kok Kwet Fong menerima klaim asuransi tersebut karena mengikuti program Allianz Smartlink Flexi Account yang meng-cover 49 jenis penyakit Padahal, usia polis yang diikuti nasabah ini baru empat bulan.
"Baru empat bulan jadi nasabah Allianz, klaim atas penyakit stroke yang diderita beliau sudah berlaku dan diproses sesuai prosedur serta dibayar tepat waktu. Itu karena, sembari nasabah ini (Kok Kwet Fong) berobat dan dioperasi di rumah sakit, klaim sudah berjalan. Tidak harus menunggu sampai keluar rumah sakit, karena sesuai ketentuan produk ini," bebernya ketika ditemui di Graha Allianz Jalan Patimura Nomor 49 B-C, Senin (14/11/2011).
Lebih lanjut disampaikannya, Smartlink Flexi Account dan Allisyah Protection merupakan dua produk unggulan Allianz yang memberikan layanan mencakup 49 jenis penyakit. Keuntungannya, klaim akan diproses dan dibayarkan apabila klien terdiagnosa salah satu dari 49 penyakit yang masuk dalam kategori produk. Nasabah mendapat pilihan pilihan untuk mengcover penyakit sampai usia 70 tahun atau 85 tahun. (martin)
Sumber : http://lampung.tribunnews.com
Jumat, 18 November 2011
Tabungan Anda VS TAPRO ALLIANZ
Pertanyaan 1 :
Apakah manusia kebal terhadap lima hal sebagai berikut :1. Sakit Kritis
2. Cacat
3. Kecelakaan
4. Tua
5. Meninggal
Pertanyaan 2 :
Manakah diantara ketiga hal (sakit kritis, cacat, kecelakaan) yang paling besar tingkatannya sebagai penyumbang angka kematian paling besar di dunia ?
Pertanyaan 3 :
Sudahkah anda rela menyediakan seluruh tabungan dan aset anda untuk mengobati penyakit kritis anda yang membutuhkan dana mencapai 1 Milyar ?
Dari ketiga pertanyaan tersebut, kebanyakan anda pasti akan menjawab :
1. Tidak, manusia tidak akan kebal dari kelima hal tersebut
2. Sakit kritis adalah penyumbang kematian terbesar di dunia, seperti Jantung, Stroke, Kanker, Diabetes, dll
3. Saya akan menjual seluruh aset dan kalau perlu berhutang untuk membiayai penyakit saya
Berkaca pada tiga pertanyaan tersebut, marilah kita lihat deskripsi Tabungan Anda VS TAPRO ALLIANZ berikut ini :
Anda, usia 30 thn
Tabungan Biasa :
Misalkan anda menabung 20 Juta Pertahun. Untuk mendapatkan uang 1 Milyar Anda memerlukan waktu 50 Tahun. Bagaimana bila suatu ketika dokter meminta uang 1 Milyar tersebut untuk biaya pengobatan Anda ? Sisa berapa tabungan Anda ?
TAPRO ALLIANZ :
Dengan 20 Juta Pertahun, Anda tidak hanya mendapatkan perlindungan terhadap 49 Jenis Penyakit kritis yang membutuhkan dana 1 Milyar, tetapi Anda juga mendapatkan perlindungan terhadap cacat sebesar 1 Milyar, perlindungan terhadap kecelakaan sebesar 1 Milyar dan Warisan bila Anda meninggal sebesar 1 Milyar. Kemudian jika Anda terdiagnosa penyakit kritis, maka Anda akan dibebaskan dari kewajiban menabung, bahkan ALLIANZ-lah yang akan memberikan tabungan kepada Anda 20 Juta setiap tahunnya hingga usia 65 tahun. Disini, Anda juga masih mendapatkan total manfaat tabungan dimana tabungan Anda akan bertambah 18% setiap tahunnya.
Kesimpulan :
Hanya dengan menabung di TAPRO ALLIANZ, Anda akan mendapatkan berbagai manfaat dengan total jauh melebihi nilai di tabungan biasa. Jadi apa yang Anda tunggu?
Tahun | Tabungan Anda (30 Tahun) | TAPRO ALLIANZ (30 Tahun) |
1 | 20 jt | 20 jt |
2 | 20 jt | 20 jt |
3 | 20 jt | 20 jt |
4 | 20 jt | 20 jt |
5 | 20 jt | 20 jt |
6 | 20 jt | 20 jt |
7 | 20 jt | 20 jt |
8 | 20 jt | 20 jt |
9 | 20 jt | 20 jt |
10 | 20 jt | 20 jt |
11 | 20 jt | 20 jt |
12 | 20 jt | 20 jt |
dst | 20 jt | 20 jt |
Manfaat1 | 20 jt x jumlah tahun | 20 jt x jumlah tahun |
Manfaat2 | - | Perlindungan Penyakit kritis Sebesar 1 Milyar |
Manfaat3 | - | Perlindungan Cacat Sebesar 1 Milyar |
Manfaat4 | - | Perlindungan Kecelakaan Sebesar 1 Milyar |
Manfaat5 | - | Warisan Sebesar 1 Milyar |
Total | Tabungan + Deposito | Tabungan + 4 Milyar + Deposito |
Senin, 14 November 2011
Bisnis Tanpa Modal ! : Program Referal Allianz
Bisnis itu tidak perlu modal!
Pasti di antara anda bingung dengan pernyataan di atas, yup, benar sekali, anda bisa memulai bisnis anda ini tanpa modal sama sekali. Caranya, referensikan Allianz ke kolega dan keluarga anda, kemudian hubungi saya untuk membantu anda menjelaskan program TAPRO Allianz. Jika kolega atau keluarga anda tertarik dan menabung lewat program TAPRO, anda akan mendapatkan merchandize menarik beserta tabungan hingga 1 tahun sejak polis kolega atau keluarga anda di setujui.
Keterangan lebih lanjut hubungi : akucintaallianz@gmail.com
Pasti di antara anda bingung dengan pernyataan di atas, yup, benar sekali, anda bisa memulai bisnis anda ini tanpa modal sama sekali. Caranya, referensikan Allianz ke kolega dan keluarga anda, kemudian hubungi saya untuk membantu anda menjelaskan program TAPRO Allianz. Jika kolega atau keluarga anda tertarik dan menabung lewat program TAPRO, anda akan mendapatkan merchandize menarik beserta tabungan hingga 1 tahun sejak polis kolega atau keluarga anda di setujui.
Keterangan lebih lanjut hubungi : akucintaallianz@gmail.com
Ilustrasi Proposal Allianz
Biodata Nasabah :
Nama : Andi
Tanggal Lahir : 01-01-1987 (Usia 25 tahun)
Premi Perbulan : Rp. 300.000,- atau 10.000 / hari
Ilustrasi Manfaat :
1. AlliSya Protection Plus:
Bila Tertanggung hidup sampai usia 100 tahun. Manfaat yang dibayarkan adalah sebesar Nilai investasi
Bila Tertanggung meninggal dunia sebelum mencapai usia 100 tahun. Manfaat yang dibayarkan adalah Nilai Investasi + 100% UP
Total Manfaat 100% UP adalah Rp. 120.000.000,-
2. AADB :
Manfaat akan dibayarkan bila Tertanggung meninggal atau cacat karena kecelakaan sebelum usia 66 tahun.
Total Manfaat AADB adalah Rp. 120.000.000,-
3. TPD :
Manfaat akan dibayarkan bila Tertanggung menderita cacat tetap total karena sakit atau kecelakaan sebelum mencapai usia 65 tahun
Total Manfaat TPD adalah Rp. 120.000.000,-
4. CI+ :
Manfaat akan dibayarkan bila Tertanggung pertama kali terdiagnosa menderita 1 dari 49 penyakit kritis sebelum mencapai usia 70 tahun
Total Manfaat CI+ Rp. 120.000.000,-
5. Payor B Basic :
Pembebasan Premi Berkala jika Pemegang Polis terdiagnosa Ci+ atau TPD dan Allianz membayarkan sebesar Premi Berkala tsb s/d usia Pemegang Polis mencapai 65 tahun
Total Manfaat Payor Rp. 3.600.000,- per tahun
6. Flexycare Family :
Santunan Harian Rawat Inap, Pembedahan dan Penyembuhan bagi nasabah dan keluarganya yang tercantum pada "Data Polis", jika dirawat di Rumah Sakit
Total Manfaat Flexycare :
Rawat Inap karena sakit Rp. 500.000,- / hari
Rawat Inap karena kecelakaan Rp. 1.000.000,- / hari
Santunan Pembedahan karena sakit dari Rp. 2.500.000,- hingga Rp. 10.000.000,-
Santunan Pembedahan karena kecelakaan dari Rp. 5.000.000,- hingga Rp. 20.000.000,-
Santunan Penyembuhan karena sakit Rp. 5.000.000,-
Santunan Penyembuhan karena kecelakaan Rp. 10.000.000,-
7. Investasi :
Manfaat dana pensiun atau tunjangan hari tua yang bisa di ambil dengan asumsi pertumbuhan 18% pertahun
Pada saat usia 40 tahun tersedia dana sebesar Rp. 90.473.000,-
Pada saat usia 50 tahun tersedia dana sebesar Rp. 498.902.000,-
Pada saat usia 60 tahun tersedia dana sebesar Rp. 2.579.497.000,-
Nama : Andi
Tanggal Lahir : 01-01-1987 (Usia 25 tahun)
Premi Perbulan : Rp. 300.000,- atau 10.000 / hari
Ilustrasi Manfaat :
1. AlliSya Protection Plus:
Bila Tertanggung hidup sampai usia 100 tahun. Manfaat yang dibayarkan adalah sebesar Nilai investasi
Bila Tertanggung meninggal dunia sebelum mencapai usia 100 tahun. Manfaat yang dibayarkan adalah Nilai Investasi + 100% UP
Total Manfaat 100% UP adalah Rp. 120.000.000,-
2. AADB :
Manfaat akan dibayarkan bila Tertanggung meninggal atau cacat karena kecelakaan sebelum usia 66 tahun.
Total Manfaat AADB adalah Rp. 120.000.000,-
3. TPD :
Manfaat akan dibayarkan bila Tertanggung menderita cacat tetap total karena sakit atau kecelakaan sebelum mencapai usia 65 tahun
Total Manfaat TPD adalah Rp. 120.000.000,-
4. CI+ :
Manfaat akan dibayarkan bila Tertanggung pertama kali terdiagnosa menderita 1 dari 49 penyakit kritis sebelum mencapai usia 70 tahun
Total Manfaat CI+ Rp. 120.000.000,-
5. Payor B Basic :
Pembebasan Premi Berkala jika Pemegang Polis terdiagnosa Ci+ atau TPD dan Allianz membayarkan sebesar Premi Berkala tsb s/d usia Pemegang Polis mencapai 65 tahun
Total Manfaat Payor Rp. 3.600.000,- per tahun
6. Flexycare Family :
Santunan Harian Rawat Inap, Pembedahan dan Penyembuhan bagi nasabah dan keluarganya yang tercantum pada "Data Polis", jika dirawat di Rumah Sakit
Total Manfaat Flexycare :
Rawat Inap karena sakit Rp. 500.000,- / hari
Rawat Inap karena kecelakaan Rp. 1.000.000,- / hari
Santunan Pembedahan karena sakit dari Rp. 2.500.000,- hingga Rp. 10.000.000,-
Santunan Pembedahan karena kecelakaan dari Rp. 5.000.000,- hingga Rp. 20.000.000,-
Santunan Penyembuhan karena sakit Rp. 5.000.000,-
Santunan Penyembuhan karena kecelakaan Rp. 10.000.000,-
7. Investasi :
Manfaat dana pensiun atau tunjangan hari tua yang bisa di ambil dengan asumsi pertumbuhan 18% pertahun
Pada saat usia 40 tahun tersedia dana sebesar Rp. 90.473.000,-
Pada saat usia 50 tahun tersedia dana sebesar Rp. 498.902.000,-
Pada saat usia 60 tahun tersedia dana sebesar Rp. 2.579.497.000,-
Minggu, 13 November 2011
4 PENYAKIT MEMATIKAN Sebagai Penyebab Kematian Terbesar Di Dunia
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 4 penyakit mematikan pembunuh terbesar manusia saat ini. Bukan lagi perang, bencana alam atau penyakit menular melainkan penyakit-penyakit serius yang timbul akibat gaya hidup tidak sehat.
Keempat penyakit mematikan itu adalah: diabetes, kanker, penyakit paru-paru dan jantung. Data WHO menunjukkan hampir 80 persen dari penyakit kanker, diabetes, jantung dan paru-paru terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
WHO mencatat kematian akibat penyakit tidak menular (NCDs/non-communicable diseases) akan meningkat sebesar 17 persen pada dekade berikutnya. Di Afrika, jumlah tersebut akan terus meningkat sebesar 24 persen.
"Hasil statistik tersebut sangat mengkhawatirkan, tetapi kami tahu bagaimana cara untuk menurunkan angka tersebut," kata Sekjen PBB, Ban Ki-moon dalam sidang majelis umum PBB yang membahas mengenai masalah kesehatan di gedung PBB seperti dilansir dari VOANews.
Keempat penyakit ini memiliki efek yang dapat melemahkan aspek sosial ekonomi. Hal tersebut disebabkan karena mungkin sebagian besar dari tenaga kerja ada yang sakit atau mati ketika usia produktif, maka ekonomi nasional akan kehilangan penghasilan dan jutaan keluarga terdorong ke dalam kemiskinan, sehingga mengancam pembangunan nasional.
Efek jangka panjang keuangan sangat dapat menghancurkan. Penelitian World Economic Forum and Harvard University memperkirakan bahwa selama 20 tahun ke depan penyakit tidak menular (NCDs) dapat menghabiskan biaya ekonomi global lebih dari US$ 30 triliun.
PBB telah mengadakan pertemuan tingkat tinggi untuk membahas penyebab kematian terbesar di dunia, yaitu NCDs (non-communicable diseases). Pertemuan yang berlangsung pada 19 September 2011 tersebut dilakukan guna membahas bagaimana pemerintah dapat mengendalikan 36 juta kematian setiap tahun dari penyakit yang seharusnya dapat dicegah dan diobati.
Ban Ki-moon mengatakan bahwa, kunci untuk menurunkan angka kematian akibat penyakit-penyakit tersebut adalah dengan meningkatkan olahraga, meningkatkan gizi, dan pemeriksaan dini untuk penyakit ini.
Makanan olahan merupakan salah satu penyebab obesitas, yang pada akhirnya dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
"Khususnya saya menghimbau pada perusahaan yang mendapatkan keuntungan dari menjual makanan olahan untuk anak-anak agar bertindak dengan bertanggungjawab. Tidak hanya untuk produsen makanan, tetapi juga perusahaan media, pemasaran dan periklanan yang juga memainkan peran sentral dalam perusahaan ini. Kita semua juga dapat bekerja sama untuk mengakhiri penggunaan tembakau dan alkohol," kata Ban Ki-moon.
Sedangkan Direktur Jenderal WHO, Margaret Cha mengatakan makanan olahan yang tinggi garam, lemak, dan gula telah menjadi makanan pokok baru di seluruh dunia. Berbagai makanan olahan tersebut tersedia dan dipasarkan secara luas dan tentunya dijual dengan harga yang murah.
Tetapi ia memperingatkan bahwa tren ini merupakan faktor yang telah menyumbang peningkatan kejadian penyakit tidak menular (NCDs). Makanan olahan telah meningkatakan risiko obesitas. Lebih dari 40 juta anak pra sekolah mengalami obesitas atau kelebihan berat badan dan lebih dari 50 persen dari populasi orang dewasa di beberapa negara juga telah mengalami obesitas. Obesitas menjadi pintu masuk penyakit mematikan seperti diabetes dan jantung.
Ditemukan, Molekul Pencegah Diabetes Tipe I
KOMPAS.com - Para peneliti di University of Colorado School of Medicine berhasil menemukan sejenis molekul khusus yang dapat mencegah perkembangan diabetes tipe 1 pada tikus, dan memiliki efek yang sama pada sel manusia penderita diabetes.
Peneliti berharap, temuan tersebut menjadi harapan baru khususnya dalam memerangi diabetes tipe I, disamping juga penyakit gangguan autoimun lainnya seperti rheumatoid arthritis (RA),multiple sclerosis dan celiac (peradangan pada usus kecil). Temuan ini dipublikasikan dalam edisi terbaru The Journal of Immunology.
"Kami menemukan bahwa ketika Anda menempatkan sebuah molekul tertentu ke dalam kantung struktural tertentu, maka akan dapat menghambat pembentukan diabetes," kata George Eisenbarth, MD, Ph.D., direktur eksekutif Barbara Davis Center yang bekerjasama dengan Aaron Michels, MD, asisten professor dari University of Colorado School of Medicine.
Para peneliti sedang mencari molekul kecil yang mampu mengisi kantong-kantong sepanjang alur pengikat protein. Beberapa molekul tersebut diketahui dapat masuk ke kantong-kantong dan menghambat presentasi dari insulin untuk meningkatkan kekebalan sel.
Seperti diketahui, diabetes tipe I adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak mampu untuk menghasilkan hormon insulin karena pankreas tidak berfungsi akibat dirusak sistem kekebalan tubuh sendiri (autoimun).
Michels dan Eisenbarth menemukan bahwa senyawa Glyphosine mampu meningkatkan presentasi insulin dan mencegah diabetes pada tikus. Hal ini memiliki efek yang sama pada sel manusia. Bahkan menurut mereka, tikus dapat tetap terbebas dari penyakit diabetes selama menerima suntikan senyawa tersebut setiap harinya. Namun pada tikus yang sudah menderita diabetes, hal tersebut tidak akan berguna.
"Teknik ini juga akan berlaku untuk gangguan autoimun lain seperti arthritis dan penyakit celiac," kata Michels.
Ia menambahkan, untuk langkah berikutnya akan dilakukan percobaan secara khusus pada sel manusia dan mengembangkan sebuah terapi baru untuk dapat digunakan secara klinis. Hal tersebut setidaknya akan terwujud dalam waktu lima tahun ke depan.
Sumber: http://health.kompas.com
Langganan:
Postingan (Atom)